Pada tahun 2006, Indonesia mengalami salah satu bencana yang paling parah dalam sejarahnya, yaitu banjir lumpur panas Sidoarjo. Bencana ini disebabkan oleh aktivitas pengeboran minyak dan gas bumi yang memicu ledakan lumpur panas yang menyebar ke wilayah sekitarnya. Dampak bencana ini sangat besar dan merugikan masyarakat setempat, perekonomian, serta lingkungan sekitar. Lebih dari 8.200 jiwa harus dievakuasi dan 25.000 jiwa mengungsi akibat terendamnya 10.426 unit rumah dan 77 unit rumah ibadah oleh lumpur panas. Lebih dari 30 pabrik terpaksa menghentikan produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. PT Lapindo, perusahaan yang bertanggung jawab atas bencana ini, telah mengeluarkan dana sebesar Rp6 triliun untuk mengganti tanah masyarakat dan membangun tanggul. Pemerintah menaksir kerugian akibat bencana ini sekitar Rp 45 triliun.
Pada masa itu dalam konteks jenis bencana, banjir lumpur lapindo dikategorikan dalam bencana akibat kegagalan atau kecelakaan teknologi, namun seiring perkembangan kajian mengenai bencana, kecelakaan teknologi yang perluasan dampak dan kerusakannya dipicu oleh bencana alam sekecil apapun skalanya seperti banjir dan tanah longsor, kemudian dikenal dengan bencana Natech. Seperti pada banjir lumpur panas Lapindo yang penanganannya memakan waktu hingga bertahun-tahun akibat kecelakaan teknologi tidak dapat diatasi dengan segera, dan pada musim hujan, bencana banjir semakin memperparah resiko bencana yang terjadi.
Bencana Natech seperti ini menunjukkan betapa pentingnya keselamatan dan kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan industri dan teknologi, khsususnya pada daerah rawan bencana seperti Indonesia. Meskipun kebakaran di Depo Pertamina Plumpang pada awal Maret 2023 diduga terjadi karena gangguan teknis saat pengisian ulang BBM, dan mengakibatkan 33 orang tewas serta sekitar 268 orang mengungsi. Kejadian ini tetap menegaskan betapa pentingnya keamanan dan keselamatan dalam pengelolaan bahan bakar minyak dan industri terkait, mengingat iklim dimana angin dan badai daerah pesisir dimana Plumpang berada, kemungkinan dapat memperlambat penanganan.
Bencana Natech dapat dipicu secara langsung oleh kecelakaan teknologi atau industri yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan sekitarnya, serta menimbulkan kerugian material yang besar, namun sumber awal perluasan dampaknya dapat berupa bencana alam. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami apa itu bencana Natech dan bagaimana mengurangi risikonya.Artikel ini akan membahas tuntas mengenai Natech : bencana teknologi yang harus diwaspadai di masa depan dengan mengulas tentang defenisi Natech, contoh bencana Natech, penyebab Natech, dampak Natech, mitigasi dan tanggap darurat Natech, teknologi hijau solusi Natech, tanggungjawab sosial perusahaan, serta upaya individu mengurangi resiko bencana Natech di masa depan.
Apa itu Natech dan Contoh Bencana Natech
Natech adalah singkatan dari Natural Disaster Triggered Technological Disaster. Pakar bencana global menyusun istilah Natech untuk menggolongkan bencana yang terjadi sebagai dampak efek domino dari bencana alam di tempat industri yang menggunakan bahan mudah terbakar, beracun, dan berbahaya yang dikenal sebagai bahan berbahaya (hazardous material atau hazmat). Defenisi mengenai Natech telah berkembang, sesuai dengan frekuensi dan varians bencana Natech yang kerap kali terjadi seiring perkembangan teknologi dan industri serta perbahan iklim, sehingga dari berbagai literatur, Natech dapat didefenisikan sebagai berikut yaitu :- Natech adalah bencana teknologi yang terjadi akibat dampak bencana alam. Natech terjadi ketika bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau badai memicu kecelakaan teknologi seperti kebocoran bahan kimia, ledakan pabrik, atau kerusakan sistem infrastruktur lainnya. Kecelakaan teknologi dan insutri inilah menyebabkan bencana Natech sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan, serta berdampak buruk pada kesehatan manusia dan hewan. Contoh : Reaksi Nuklir akibat Gempa dan Tsunami di Fukushima Jepang
- Natech adalah bencana yang terpicu secara langsung oleh kecelakaan atau insiden di sektor teknologi atau industri, seperti kebakaran, ledakan, atau kebocoran bahan kimia yang dapat menyebabkan dampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, dan perluasan dampaknya akibat bencana alam saat penanganan, Contoh banjir lumpur panas Lapindo 2006-2009 dan ledakan pabrik kima di Bhopal India.
Bencana Natech menjadi semakin relevan karena perubahan iklim dan peningkatan frekuensi bencana alam. Bencana alam seperti gempa bumi, badai, dan banjir semakin sering terjadi dan semakin parah, dan hal ini meningkatkan risiko kecelakaan teknologi yang dipicu oleh bencana alam.
Bencana Natech bukanlah fenomena baru. Sejak era industri dimulai, kecelakaan teknologi yang dipicu oleh bencana alam telah terjadi di berbagai tempat di seluruh dunia. Berikut contoh bencana Natech yang pernah terjadi di dunia selain bencana lumpur lapindo di Indonesia.
1. Ledakan Pabrik Kimia di Bhopal India.
Bencana Natech yang terjadi pada 2-3 Desember 1984 di Bhopal, India adalah salah satu bencana industri terburuk dalam sejarah manusia. Bencana ini terjadi ketika gas metil isosianat (MIC) bocor dari pabrik pestisida Union Carbide India Limited (UCIL), yang sekarang dimiliki oleh The Dow Chemical Company.Penyebab bocornya gas tersebut adalah karena adanya reaksi kimia yang tidak terkendali pada salah satu tangki penyimpanan MIC di pabrik. Gas beracun tersebut menyebar ke udara dan menyebar ke permukiman penduduk di sekitarnya.
Kurangnya tindakan cepat dan tepat dari perusahaan dan pihak berwenang dalam menangani bencana tersebut menyebabkan korban jiwa dan dampak kesehatan yang sangat besar. Lebih dari 3.800 orang tewas dalam beberapa hari pertama setelah bencana tersebut, dan jumlah korban terus bertambah seiring berjalannya waktu.Bahkan hingga saat ini, dampak kesehatan jangka panjang masih dirasakan oleh banyak orang yang selamat dari bencana tersebut. Beberapa masalah kesehatan yang disebabkan oleh paparan gas beracun tersebut termasuk gangguan pernapasan, gangguan mata, serta masalah kesehatan lainnya.
Bencana Natech di Bhopal menjadi contoh penting tentang pentingnya keselamatan dan keamanan dalam mengelola industri dan teknologi. Bencana tersebut juga menunjukkan betapa pentingnya peran pemerintah dan perusahaan dalam memastikan bahwa tindakan pencegahan dan pengendalian bencana dilakukan secara tepat dan tepat waktu.2. Reaksi Nuklir Akibat Gempa Bumi dan Tsunami Fukushima 2011
Bencana Natech yang terjadi di Fukushima pada Maret 2011 adalah salah satu bencana nuklir terburuk dalam sejarah manusia. Bencana ini terjadi ketika gempa bumi dan tsunami melanda wilayah Fukushima, Jepang, dan menyebabkan kerusakan pada reaktor nuklir Fukushima Daiichi.Gempa bumi dan tsunami tersebut menyebabkan mati listrik di reaktor nuklir, yang menghentikan sistem pendingin dan menyebabkan reaktor menjadi overheating dan melepaskan gas beracun ke udara. Lebih dari 100.000 orang dievakuasi dari daerah sekitar reaktor, dan sejumlah besar bahan radioaktif dilepaskan ke lingkungan.
Bencana ini menyebabkan kerugian ekonomi dan kesehatan yang besar, serta memicu krisis energi nuklir global. Lebih dari 15.000 orang dinyatakan tewas atau hilang akibat bencana gempa bumi dan tsunami, dan dampak kesehatan jangka panjang dari paparan bahan radioaktif masih belum diketahui.Bencana di Fukushima menunjukkan betapa pentingnya keselamatan dan keamanan dalam mengelola energi nuklir dan teknologi terkait. Bencana ini juga menyoroti perlunya upaya global untuk mengurangi risiko bencana nuklir dan meningkatkan kapasitas dalam menghadapi bencana yang terkait dengan teknologi dan industri.
Sejak bencana di Fukushima, banyak negara telah mengambil tindakan untuk mengevaluasi dan memperkuat keselamatan nuklir, serta mencari alternatif energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa bencana dapat menjadi titik awal untuk perubahan yang lebih baik dan memastikan keselamatan manusia dan lingkungan.Bencana Natech Lebih Berbahaya Dibandingkan Kecelakaan Industri Biasa
Berdasarkan fenomena bencana Natech yang terjadi di dunia serta dampak bahaya ekponensialnya, membuat pakar bencana global memberikan perhatian serius dan sangat mengkhawatirkan resiko bencana Natech. Berikut adalah beberapa faktor yang menjadikan bencana Natech lebih berbahaya daripada kecelakaan industri biasa.Kombinasi Bencana Alam dan Kecelakaan Teknologi
Dampak yang Lebih Besar
Potensi Terjadinya Bencana Lebih Besar
Kompleksitas dalam Penanganan
Membutuhkan Waktu dan Biaya yang Lebih Besar
Membutuhkan koordinasi lintas sektor yang lebih mapan
Penyebab Bencana Natech
Infrastruktur yang Buruk
Kesalahan Manusia
Perubahan Iklim
Kegagalan Sistem Keamanan
Kegagalan Perencanaan Bencana
Tiga Faktor Utama Meningkatnya Resiko Bencana Natech
Meningkatnya risiko kejadian bencana Natech didorong oleh tiga arus faktor utama.Faktor Pertama
Peningkatan ini dapat memperburuk dinamika risiko bencana alam, baik dari segi tingkat keparahan maupun sebaran keterpaparannya di wilayah yang terbangun.
Faktor kedua
Meskipun sebagian besar industri telah mempertimbangkan risiko kecelakaan industri, namun dengan meningkatnya risiko bencana alam, industri harus memastikan bahwa prosedur keamanan yang mereka miliki telah mempertimbangkan risiko bencana Natech.
Faktor ketiga
Hal ini memperlihatkan bahwa upaya penanggulangan bencana Natech perlu diprioritaskan, dengan meningkatkan kesadaran dan kapasitas penanggulangan bencana Natech di semua sektor terkait. Contohnya BNPB dan BPBD di Indonesia belum menginisiasi kerangka koordinasi yang mapan antar lintas sektor terutama dengan dunia industri dan teknologi terkait penguranagan resiko bencana teknologi.
Teknologi Hijau: Solusi untuk Mengurangi Risiko Bencana Natech
Teknologi hijau dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi risiko bencana Natech. Teknologi hijau adalah teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan manusia.Dengan adanya teknologi hijau, mitigasi dan pemulihan dari bencana Natech dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Berikut teknologi hijau yang dapat membantu mengatasi bahaya bencana Natech:
1. Teknologi deteksi dan pemantauan
Sensor kebocoran
Sistem pemantauan jarak jauh
Sistem informasi geografis
2. Teknologi mitigasi
Sistem pemadaman otomatis
Teknologi pemulihan
3. Teknologi energi terbarukan
4. Teknologi pengolahan limbah
5. Teknologi Analisis Data dan Platform Komunikasi
Model prediksi dan analisis data
Platform komunikasi
Dengan menerapkan teknologi hijau, kita dapat mengurangi risiko bencana Natech dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan manusia. Namun demikian, teknologi hijau bukanlah satu-satunya solusi untuk mengatasi risiko bencana Natech. Upaya pencegahan dan mitigasi yang efektif juga harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan
Dampak Bencana Natech Terhadap Lingkungan dan Kesehatan Manusia
Dampak pada Lingkungan:
- Kerusakan lingkungan: Bencana Natech dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan, seperti pencemaran air, tanah, dan udara.
- Kehilangan satwa liar: Bencana Natech dapat menyebabkan kehilangan satwa liar dan mengganggu ekosistem lokal.
- Hilangnya habitat: Bencana Natech dapat merusak habitat alami dan mengancam keberlangsungan hidup flora dan fauna di area terdampak.
Dampak pada Kesehatan Manusia:
- Penyakit pernapasan: Bencana Natech dapat menyebabkan pencemaran udara dan menyebabkan penyakit pernapasan pada manusia.
- Penyakit kulit: Bencana Natech dapat menyebabkan kontak dengan bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan luka bakar.
- Penyakit infeksi: Bencana Natech dapat menyebabkan penyebaran penyakit infeksi seperti leptospirosis dan hepatitis A melalui kontak dengan air tercemar.
- Kesehatan mental: Bencana Natech dapat menyebabkan stres dan trauma psikologis pada korban dan keluarga yang terkena dampak.
Mitigasi dan Tanggap Darurat untuk Bencana Natech
Perencanaan bencana Natech seringkali mengabaikan aspek unik dari perencanaan darurat untuk bencana alam versus bencana teknologi. Koordinasi perencanaan antar pembuat kebijakan seperti BNPB, BPBD, Manajer Resiko Industri teknologi dan TNI-POLRI serta Pemda setempat memerlukan kesepahaman dalam menyusun rencana penanggulangan bencana Natech.
Tanggap darurat selama bencana Natech sangat bergantung pada kesiapsiagaan, berbagai faktor untuk menghadapi krisis yang muncul dan bagaimana interaksi mereka akan diintegrasikan selama insiden sehingga respons yang terkoordinasi dapat diimplementasikan. Beberapa faktor yang membutuhkan perhatian dalam perencanaan bencana Natech adalah sebagai berikut :
Bahan berbahaya:
Sumber daya manusia:
Transportasi :
Layanan Pemadam kebakaran:
Strategi mitigasi:
Kesehatan dan obat-obatan:
Populasi yang berisiko:
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Menghadapi Bencana Natech
1. Meningkatkan kesadaran dan persiapan bencana
2. Mengurangi risiko dan dampak bencana
3. Menjalankan tanggung jawab sosial
4. Transparansi dan akuntabilitas
5. Berpartisipasi dalam upaya mitigasi dan rekonstruksi
Dalam menghadapi bencana Natech, tanggung jawab sosial perusahaan sangat penting untuk memastikan bahwa perusahaan bertindak secara bertanggung jawab dan berkontribusi pada upaya mitigasi dan pemulihan pasca-bencana
Apa yang Dapat Dilakukan Individu untuk Mengurangi Risiko Bencana Natech?
Berikut adalah 10 hal yang dapat dilakukan individu untuk mengurangi risiko bahaya bencana Natech:- Mengetahui jenis industri dan teknologi yang ada di sekitar tempat tinggal atau tempat bekerja dan memahami potensi bahaya yang mungkin terjadi.
- Memahami prosedur keselamatan yang ada di tempat kerja atau di sekitar tempat tinggal dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh pihak berwenang.
- Menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan teratur, serta membuang sampah dan limbah secara benar.
- Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan mendukung inisiatif hijau.
- Menjaga dan merawat peralatan dan fasilitas yang digunakan untuk aktivitas industri atau teknologi.
- Membuat rencana evakuasi dan persiapan darurat yang jelas dan dipahami oleh semua anggota keluarga atau rekan kerja.
- Mengikuti perkembangan informasi dan peringatan dari pihak berwenang terkait potensi bencana Natech.
- Mengikuti pelatihan dan latihan darurat yang diselenggarakan oleh pihak berwenang atau perusahaan.
- Melakukan pengawasan dan pemantauan lingkungan sekitar secara teratur untuk mendeteksi perubahan dan potensi bahaya.
- Berpartisipasi dalam program dan inisiatif masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan dalam menghadapi bencana Natech.
Referensi
- UNISDR, 2017, Natech Hazard and Risk Assessment page 9 diakses 20 April 2023 https://www.preventionweb.net/files/52828_09natechhazardandriskassessment.pdf
- What is natech diakses dari www.oecd.org › risks-from-natural-hazards-at-hazardous-installations
- https://unece.org/industrial-accidents-convention-and-natural-disasters-natech
- https://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo